Rabu, 07 Desember 2011

Sejarah DIMPA

DIMPA, Bagaimana dan siapa yang mendirikannya?
Kegiatan kepencintaalaman di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sekitar periode tersebut banyak sekali bermunculan organisai-organisasi pencinta alam di Indonesia apalagi ditingkat universal. Namun latar belakang pendirian organisasi yang menanamkan dirinya pencinta alam sangat berbeda dengan organisasi yang mungkin dianggap sejenis diluar negeri seperti Green Peace, yang karena rasa cintanya terhadap alam mereka terkadang harus bertualang untuk itu. Namun petualang bukanlah alasan yang utama dalam pendirian organisasi itu sedangkan di Indonesia pencinta alam muncul dari petualangan yang karena kegiatannya tersebut akhirnya menimbulkan kecintaan mereka kepada alam, sehingga menimbulkan keinginan untuk merawat dan menjaga apa yang telah diberikan Tuhan kepada mereka.

Mengapa harus DIMPA?
Tidak ada jawaban yang jelas mengapa harus bernama Divisi Mahasiswa  Pencinta Alam, mengapa bukan ikatan, kelompok atau himpunan, akan tetapi divisi. Yang pasti, berdasarkan latar belakang pada alinea diatas DIMPA berdiri berdasarkan pada orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama, yaitu petualang-petualang yang mencintai alam. Sekitar  tahun 1983 beberapa mahasiswa fakultas pertanian Universitas Muhammadiya Malang yaitu Wahyu Paripurnawan, Agus Prasetyo, Budi santoso, Budi Yuwono, Budi Setiyanto, Kristiawan, Herman Efendi, Nanang Suhartono dan Bambang H. bermaksud mendirikan sebuah organisasi pencinta alam di fakultasnya. Namun dengan pertimbangan untuk membentuk organisasi yang lebih besar akhirnya diajaklah mahasiswa-mahasiswa dari fakultas lain seperti Fakultas Teknik dan FKIP untuk mendirikan sebuah organisasi pencinta alam dilingkungan Universitas Muhammadiyah Malang. Akhirnya pada tahun tersebut berdirilah sebuah organisasi yang bernama Divisi Mahasiswa Pencinta Alam yang disingkat DIMPA.

Apa yang dilakukan setelah DIMPA di awal-awal berdirinya?
Setelah berdiri pada tanggal 17 Oktober 1983 DIMPA melaksanakan DIKLAT pertama diakhir 1984 dengan melakukan pendakian bersama bagi peserta diklat ke gunung panderman dan langsung diadakan pelantikan. Sangat sederhana sekali memang, namun seiring dengan berjalannya waktu proses pendidikan ini semakin mantap sehingga menemui bentuknya yang seperti sekarang. Kegiatan tingkat nasipnal pertama yang diikuti oleh DIMPA adalah Temu Lapang Nasional di Coban Rais. Pada tahun 1985 diikuti dengan Gladian Nasional yang merupakan ajang pertemuan organisasi pencinta alam se-indonesia di Baluran. Dengan membawa bendera warna dasar merah dengan tulisan DIMPA hitam ditengah. Pada tahun 1987 DIMPA membuat AD/ART, sekaligus menetapkan scraft, lambang dan bendera yang masih berlaku sampai dan sebelumnya masih berjalan  tanpa AD/ART. Sejak dibuat AD/ART ini ditetapkan bahwa DIMPA adalah satu-satunya organisasi pencinta alam dilingkungan Universitas Muhammadiyah Malang dan tidak ada organisasi pencinta alam selain DIMPA di Fakultas maupun Jurusan.
Sampai pada tahun 1998 dilingkungan Universitas secara struktur posisi dibawah koordinasi SMPT (Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi) Universitas Muhammadiyah Malang. Namun sesuai dengan reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 seluruh senat Universitas di Indonesia dibubarkan dan sebagai gantinya, baik bentuk maupun strukturnya diserahkan pada Universitas masing-masing. Dan mulai saat itu DIMPA berada langsung dibawah koordinasi Pembantu Rektor III Universitas Muhammadiyah Malang.
Dari segala hal yang melatar belakangi perkembangan DIMPA, inilah DIMPA yang perlahan-lahan berkembang sesuai kemauan, kemampuan maupun perubahan zaman dari generasi ke generasi. Hal ini dipengaruhi oleh rasa kekeluargaan yang sangat erat sehingga masih memungkinkan para pendiri atapun perintis dan senior-senior masih sering memberikan pengarahan dan pertimbangan bagaimana langkah-langkah DIMPA selanjutnya, begitu juga dengan status keanggotaan DIMPA yang berlaku seumur hidup kecuali ada pengunduran diri atau pemecatan.